Minggu, 21 Juni 2020

Sejarah Covid 19 vc New Normal


COVID-19


 


Virus corona yang pertama kali muncul dan menyebar ke manusia berasal dari kota Wuhan, China pada akhir Desember 2019. Setelah ditelusuri.ternyata beberapa orang yang terinfeksi memiliki riwayat yang sama, yaitu mengunjungi pasar basah makanan laut dan hewan lokal di Wuhan.

Merdeka.com - Virus corona (CoV) adalah keluarga besar virus yang yang dapat menginfeksi burung dan mamalia, termasuk manusia. Menurut World Health Organization (WHO) virus ini menyebabkan penyakit mulai dari flu ringan hingga infeksi pernapasan yang lebih parah seperti MERS-CoV dan SARS-CoV.

Virus Corona bersifat zoonosis, artinya ia merupakan penyakit yang dapat ditularkan antara hewan dan manusia. Rabies, Malaria, merupakan contoh dari penyakit zoonosis yang ada. Begitu pula dengan MERS yang ditularkan dari unta ke manusia.

Selama 70 tahun terakhir, para ilmuwan telah menemukan bahwa virus corona dapat menginfeksi tikus, tikus, anjing, kucing, kalkun, kuda, babi, dan ternak. Terkadang, hewan-hewan ini dapat menularkan virus corona ke manusia.

Virus corona bertanggung jawab atas beberapa wabah di seluruh dunia, termasuk pandemi Severe Acute Respiratory Syndrome (SARS) 2002-2003 dan wabah Middle East Respiratory Syndrome (MERS) di Korea Selatan pada tahun 2015.

Baru-baru ini, virus corona baru muncul dan dikenal sebagai COVID-19 memicu wabah di Cina pada Desember 2019, dan merebak di berbagai negara sehingga WHO mendeklarasikannya sebagai pandemi global.

Nama Corona diambil dari Bahasa Latin yang berarti mahkota, sebab bentuk virus corona memiliki paku yang menonjol menyerupai mahkota dan korona matahari. Para ilmuan pertama kali mengisolasi virus corona pada tahun 1937 yang menyebabkan penyakit bronkitis menular pada unggas.

Kemudian pada tahun 1965, dua orang peneliti Tyrrell dan Bynoe menemukan bukti virus corona pada manusia yang sedang flu biasa, melalui kultur organ trakea embrionik yang diperoleh dari saluran pernapasan orang flu tersebut.

Pada akhir 1960-an, Tyrrell memimpin sekelompok ahli virologi yang meneliti strain virus pada manusia dan hewan. Di antaranya termasuk virus infeksi bronkitis, virus hepatitis tikus dan virus gastroenteritis babi yang dapat ditularkan, yang semuanya telah ditunjukkan secara morfologis sama seperti yang terlihat melalui mikroskop elektron. Kelompok virus baru yang bernama virus corona, kemudian secara resmi diterima sebagai genus virus baru.

2020 Merdeka.com/ cdc

New Normal 

Jakarta - 

New Normal adalah suatu kondisi yang memaksa manusia untuk melakukan hal di luar kebiasaan sebelumnya. COVID-19 membuatnya berjalan lebih cepat.

Segala perubahan dapat terjadi setelah pandemi yang disebabkan virus SARS-CoV-2 ini melanda, mulai dari dampak sosial hingga percepatan digitalisasi. Steve Brown, pengarang 'The Innovation Ultimatum: How Six Strategic Technologies Will Reshape Every Business in the 2020s' dan mantan futurist di Intel Corporation menjabarkan pendapatnya bagaimana dunia berubah pasca wabah Corona.

"COVID-19 bisa disebut 'waktu jeda terbaik' untuk melakukan refleksi dan introspeksi," ujarnya sebagaimana melansir Forbes.

Ia mengatakan ada kemungkinan bisnis travel mungkin akan mengalami penurunan secara permanen, namun digitalisasi justru akan terakselerasi. Begitu juga soal telehealth atau telemedicine, belajar online, dan belanja rumahan yang beralih menggunakan internet.

Brown pun optimis akan ada kehidupan yang lebih baik setelah COVID-19 berlalu. Tak lupa, Brown turut menyebut nama Bill Gates yang telah memberikan peringatan jauh-jauh hari soal risiko wabah.

"Bill Gates telah memperingatkan kita untuk mengharapkan pandemi mungkin setiap generasi. Kemampuan kita untuk mengatasi dan menanggapi tantangan seperti COVID-19 sangat tidak memadai," ucap Brown.

Yang harus dilakukan ialah memperkuat institusi global dan membangun sistem perawatan kesehatan yang siap pandemi serta industri yang siap beradaptasi dengan cepat dan terus beroperasi di bawah tekanan.

Sebagai contoh, pabrikan harus menerapkan pendekatan Industry 4.0 yang sangat fleksibel, baik untuk bersaing secara global dan sehingga mereka dapat melakukan retool dengan cepat untuk mengirimkan peralatan darurat pada saat dibutuhkan.

"Enam teknologi - kecerdasan buatan, blockchain, sensor, mesin otonom, augmented reality, dan jaringan konstelasi 5G dan satelit akan bergabung untuk menciptakan produk dan layanan baru yang luar biasa, merevolusi operasi bisnis, meningkatkan kerja manusia, dan melayani pelanggan dengan cara baru. Kita adalah spesies yang tangguh, mudah beradaptasi, dan inovatif," tandasnya.


semoga bermanfaat !


klik vidio di bawah ini waspada covid 19
https://youtu.be/jtrhSnYoMVk



1 komentar:

Real friend

2017   Indah Titania   Prawang , 01 feb 1999   Anak ke-4 dari 5           bersaudara   Pasaman  Dia berkata jika orang nyaman dengan nya mak...